https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/issue/feed Annual Physiotherapy Scientific Meeting Proceeding 2024-10-11T13:23:01+07:00 Ikatan Fisioterapi Indonesia setjen@ifi.or.id Open Journal Systems <p>Proceeding Title: <strong>Annual Physiotherapy Scientific Meeting Proceeding</strong><br />Organizer: Ikatan Fisioterapi Indonesia<br />ISSN (Online): <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230403411383021" target="_blank" rel="noopener">2986-9595</a><br />Indexed: <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/38347" target="_blank" rel="noopener">GARUDA</a></p> <p><strong>Annual Physiotherapy Scientific Meeting Proceeding</strong> is held as one of the agendas in the Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi (TITAFI) and Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas). This activity accommodates students, practitioners, and physiotherapist academics to disseminate research in oral paper and poster presentations in order to find the opportunity in increasing scientific and research in various physiotherapy competencies and services.</p> https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/16 Dampak Durasi Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Komplikasi Mikrovaskular Terhadap Keseimbangan Tubuh dan Kualitas Hidup 2024-10-10T13:06:21+07:00 Dwi Rosella Komalasari drks133@ums.ac.id Taufik Eko Susilo drks133@ums.ac.id Tiara Fatmarizka drks133@ums.ac.id Laily Maulida Nur Hifayati drks133@ums.ac.id <p>Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis yang dapat menimbulkan komplikasi mikrovaskular meliputi neuropati perifer, retinopati, dan vestibulopati. Lamanya menderita DM merupakan salah satu faktor yang memperparah komplikasi mikrovaskular dan menurunkan kualitas hidup. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan komplikasi mikrovaskular DM terhadap kualitas hidup penderita DMT2 berdasarkan lama menderita DMT 5-10 tahun dan lebih dari 10 tahun. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Responden yang memenuhi kriteria berjumlah 242 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok. Hasil: Komplikasi mikrovaskular meningkat seiring dengan bertambahnya lama menderita DMT2. Komplikasi mikrovaskular berupa gangguan vestibular meningkat 2 kali lipat pada DMT2 dengan lama menderita DMT &gt;10 tahun yang berdampak pada penurunan keseimbangan statis (berdiri di atas busa dengan mata tertutup) dan kualitas hidup. Kesimpulan: Pasien DM tipe 2 mengalami penurunan keseimbangan dan kualitas hidup yang signifikan dibandingkan dengan DM tipe 2 dengan durasi 5-10 tahun.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Dwi Rosella Komalasari, Taufik Eko Susilo, Tiara Fatmarizka, Laily Maulida Nur Hifayati https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/17 Penerapan Ultrasound Therapy dan Nerve Gliding Exercise Terhadap Gangguan Gerak dan Fungsi Wrist Joint Akibat Carpal Tunnel Syndrome Dextra 2024-10-11T10:49:30+07:00 Anggun Mutiara Nosiesa Putri juliastuti.arlz@gmail.com J Juliastuti juliastuti.arlz@gmail.com Y Yudiansyah juliastuti.arlz@gmail.com <p>Latar Belakang: Carpal Tunnel Syndrome merupakan suatu regangan saraf medianus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada saraf medianus di terowongan karpal saat saraf tersebut melewati terowongan tersebut. Sehingga timbul rasa nyeri, parestesia, kebas, dan kesemutan pada area yang dilalui saraf medianus tersebut. Tujuan: Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi fisioterapi berupa Ultrasound Therapy dan latihan Nerve Gliding pada pasien perempuan usia 43 tahun. Metode: Studi kasus dilakukan sebanyak enam kali selama dua minggu dengan melakukan penilaian nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS), rentang gerak menggunakan goniometer, dan aktivitas fungsional pasien menggunakan kuesioner BCTQ. Hasil: Terdapat penurunan nyeri gerak dari nilai skala VAS 4 menjadi skala VAS 2, nyeri tekan dari nilai skala VAS 5 menjadi skala 2, peningkatan rentang gerak sendi pada gerakan dorsofleksi dan palmar fleksi aktif dari T1 (S-70°-09-75°) menjadi T6 (S-70°-0°-859) pada gerakan radial dan ulnaris deviasi aktif dari T1 (F=25°-0°-25° menjadi T6 (F=25°-0°-309) sedangkan gerakan dorsofleksi dan palmar fleksi pasif dari T1 (5-70°-00-85° menjadi T6 (S-70°-0°-90° dan gerakan radial dan ulnaris deviasi pasif dari T1 (F=25°-0°-309) menjadi T6 (F=25°-0°-309). (F=25°-0°-35°). Peningkatan fungsi pada pasien dengan BCTQ terjadi pada skor 19 sampai 14. Kesimpulan: Penerapan Intervensi Terapi Ultrasound dan Nerve Gliding Exercise dapat mengatasi gangguan gerak dan fungsi sendi pergelangan tangan dekstra.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Anggun Mutiara Nosiesa Putri, J Juliastuti, Y Yudiansyah https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/18 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Resiko Jatuh Pada Lansia di Banjar Paang Tebel Peguyangan Kaja 2024-10-11T10:51:49+07:00 I Gusti Ayu Sri Wahyuni Novianti sriwahyuni@iikmpbali.ac.id Jabbar Naufal sriwahyuni@iikmpbali.ac.id <p>Lansia akan mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderung menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu masalah yang sering dialami oleh lansia adalah jatuh. Jatuh merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang berada di permukaan tana, lantai atau tingkat yang lebih rendah lainnya tanpa disengaja. Penyebab jatuh pada lansia dapat terjadi oleh karena terpeleset, tersandung maupun penyakit lainnya. Faktor penyebab spesifik yang dapat diamati dan diukur adalah usia dan jenis kelamin. Penelitian ini adalah penelitian obsevasional analitik cross sectional untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan resiko jatuh pada lansia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner falls efficacy scale-international untuk mengukur resiko jatuh lansia. Hasil analisis hubungan antara usia dan resiko jatuh lansia dengan uji somers'd didapatkan p=0,038 (p&lt;0,05) dan hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan resiko jatuh dengan uji somers'd didapatkan p=0,012 (p&lt;0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan resiko jatuh dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan resiko jatuh lansia di Banjar Paang Tebel Peguyangan Kaja.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/19 Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus ACL Partial Tear dan Meniscus Lateral & Medial Tear pada Pemain Frisbee: A Case Report 2024-10-11T10:55:21+07:00 Ni Made Rika Puriyanti rikapuriyanti@gmail.com Anak Agung Alit Wahyu Sunantara rikapuriyanti@gmail.com Komang Ayu Widiyantari rikapuriyanti@gmail.com Kadek Agung Ayu Laksmi Dewi rikapuriyanti@gmail.com Govinda Vittala rikapuriyanti@gmail.com I Dewa Gede Alit Kamayoga rikapuriyanti@gmail.com Made Hendra Satria Nugraha rikapuriyanti@gmail.com <p>Latar Belakang: pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan, kenikmatan, bersantai, peningkatan pengetahuan, bekerja, berolahraga, dan lain-lain. Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi dalam perkembangan pada bidang pariwisata. Menurut penelitian, cedera olahraga lebih banyak dengan prevalensi tertinggi ditemukan pada olahraga lari, bola basket, sepak bola, dan latihan beban pada orang dewasa, terutama pada pria. Cedera yang sering terjadi adalah cedera ligament pada lutut. Ligament yang paling sering mengalami cedera adalah Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang dimana sekitar 30 hingga 81 per 100.000 orang mengalami cedera setiap tahunnya. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi yang diberikan pada wisatawan yang mengalami cedera ACL partial tear dan meniskus lateral dan medial tear tanpa adanya tindakan operatif. Case Report: pasien saat ini menjalani rehabilitasi fisioterapi, berjenis kelamin laki-laki, berusia 39 tahun berprofesi sebagai trader mengeluhkan nyeri dan keterbatasan gerak pada lutut kiri. Diketahui sebelumnya pasien mengalami cedera saat pertandingan frisbee pada Desember 2022, saat pasien meloncat ada genangan air sehingga membuat pasien menumpu dengan posisi hiperekstensi. Setelah itu pasien melakukan MRI dan didapatkan hasil ligamen ACL pasien mengalami partial tear dan robekan pada meniscus medial dan lateral. Pasien menjalani proses rehabilitasi fisioterapi mertanadi sejak 28 Februari 2023. Setelah kurang lebih 1 bulan menjalani proses rehabilitasi fisioterapi, kemampuan fungisonal pasien hampir simetris antara kedua kaki namun masih ada ketakutan untuk mencederai kembali lututnya. Pasien dapat berlari dan melompat lebih nyaman, namun pada tanggal 1 April saat pasien melakukan latihan dirumah, saat gerakan memutar pasien merasakan nyeri kembali. Hasil Penelitian: penelitian ini menunjukkan bahwa program latihan yang diberikan dapat menurunkan rasa nyeri, namun untuk peningkatan kekuatan otot dan lingkar segmen masih belum tercapai.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/20 Gambaran Kebugaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura 2024-10-11T11:06:45+07:00 Tiara Fatmarizka tf727@ums.ac.id Isnaini Herawati tf727@ums.ac.id Dwi Rosella Komalasari tf727@ums.ac.id Taufik Eko Susilo tf727@ums.ac.id Fatati Nurainni Putri tf727@ums.ac.id <p>Latar belakang: Kebugaran pada ibu hamil menjadi sangat penting terhadap perkembangan janin dalam kandungan dan mempersiapkan kondisi fisik saat melahirkan, serta untuk memudahkan dalam beraktivitas tanpa mengalami kelelahan. Kebugaran fisik yang mencukupi terutama kebugaran kardiorespirasi, dapat membantu mengatasi gejala yang muncul selama kehamilan seperti kelelahan. Tujuan : untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Metode : desktiptif observasional denganpendekatan cross sectional study. Populasinya ialah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Kartasura pada bulan Oktober 2022 berjumlah 237 orang.Sampel yang didapatkan sebanyak 149 orang dan disesuaikan dengan kriteria inklusi &amp; ekslusi. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kartasura dari bulan Januari-Maret 2023. Alat ukur penelitian ini dengan menggunakan 10 Meter Walk Test. Hasil : hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang memiliki kebugaran baik yaitu sebanyak 131 orang (87.9%) dan yang memiliki kebugaran rendah berjumlah 18 orang (12.1%). Kesimpulan : Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura mayoritas memiliki kebugaran yang baik.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/21 Circuit Training is More Effect than Interval Training on Increasing VO2 Max in Football Players 2024-10-11T11:17:40+07:00 Ummy Aisyah Nurhayati aisyahphysio@unisayogya.ac.id Baiq Nurul Hasnawati aisyahphysio@unisayogya.ac.id <p>Introduction: Football players should be in good physical condition to support their performance on the field. This includes cardiorespiratory fitness (VO2 max), which needs to be maintained to be able to perform while playing. An increase in VO2 max is an indication of the ability of the heart and lungs to function optimally during exercise. Low endurance can cause football players to tire easily. Exercises that can be done to increase VO2 max are circuit training and interval training. Circuit training has a physiological effect on the muscles. They adapt and are automatically able to increase the maximum oxygen volume. Whereas interval training has an effect on metabolic waste from muscles at rest, resulting in increased oxygen consumption during exercise and an increase in VO2 max. Research objective: To know the difference in the effect of circuit training and interval training on the increase of the VO2 max in football players. Methods: Experimental with a quasi-experimental approach to pre- and post-test two grub design treatment, sampling technique using total sampling, a sample of 44 people with a training program 3x a week for 6 weeks. The research instrument used was a multi-stage fitness test. Data analysis used was descriptive statistical test, normality test, homogeneity test and hypothesis testing. Results: Hypothesis tests I and II using paired sample t-test showed that there was an effect of circuit training and interval training on the increase of VO2 max in football players (P=0.00 P&lt;0.05). Hypothesis test III using independent samples t-test shows that circuit training has a greater effect than interval training on increasing VO2 max in footballers (P=0.00 P&lt;0.05). Conclusion: Circuit training is more effective than interval training in increasing VO2max. Suggestion: Further analysis of other more varied exercises to increase VO2 max is expected in future research.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/22 The Effect of BMI on Strengthening Exercise to Improve The Functional Ability of Knee Osteoarthritis 2024-10-11T13:13:37+07:00 Desi Nadya Narulicha setjen@ifi.or.id Andry Ariyanto setjen@ifi.or.id <p>Background: Osteoarthritis is a degenerative joint disease that can get worse over time. It can also cause reactive changes to the cartilage edges of the knee joint. One of the contributing factors is the body mass index. For obese people, this poses a high risk because body weight puts a strain on the joints, especially the knee joints. Aim: This study aims to determine the effect of BMI on strengthening exercise to increase the functional ability of knee osteoarthritis. Research Method Experimental This research was conducted through a two-group pre-test post-test design with a sample size for group I of normal BMI totaling 12 people and group II for overweight BMI totaling 12 people. The two groups were given strengthening exercise for 4 weeks with a frequency of 2 times a week. The functional abilities of the two groups were measured using the WOMAC Index. Result: Based on the results of the paired sample t-test hypothesis testing in groups I and II, the value was (p &lt;0.05) p = 0.000, which means that there is an effect of BMI on strengthening exercise to increase the functional ability of knee osteoarthritis. Conclusion: There is an effect of BMI on giving strengthening exercise to increase functional ability in knee osteoarthritis. Suggestion: Future researchers are expected to be able to control activities that affect sample activity.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/23 Pengaruh Plyometric Training terhadap Balance Control pada Functional Ankle Instability 2024-10-11T13:18:14+07:00 Fendy Nugroho fendyn43@gmail.com Bambang Trisnowiyanto fendyn43@gmail.com Endah Tri Wulandari fendyn43@gmail.com <p>Functional ankle instability sebagai ketidakstabilan pergelangan kaki yang terjadi secara berulang dan menggambarkan kondisi pergelangan kaki yang tidak stabil, serta mengalami keterbatasan fungsional karena adanya penurunan proses proprioseptif, penurunan fungsi neuromuskular, dan penurunan kemampuan kontrol postural. Dalam mengatasi gangguan tersebut salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk mengatasi kondisi functional ankle instability yaitu berupa plyometric training. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh plyometric training terhadap balance control pada functional ankle instability. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan one group pretest and posttest with control design. Subjek penelitian ini merupakan atlet dari komunitas Taekwondo Kertajaya yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 20 orang atlet dengan rentang usia 9 hingga 15 tahun. Subjek diberikan perlakuan sebanyak 16 kali pertemuan selama 6 minggu yang dimulai pada bulan April hingga Juli 2023. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Cumberland Ankle Instability Tool Youth. Hasil: uji hipotesis dengan menggunakan paired sample t test pada Kelompok I dan II keduanya didapatkan hasil p = 0,000 atau p &lt; 0,05 yang bermakna terdapat pengaruh yang signifikan terhadap balance control pada functional ankle stability, sedangkan uji beda kelompok I dan II dengan menggunakan independent sample t test didapatkan hasil p = 0,047 atau p &lt; 0,05 yang bermakna terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap balance control pada functional ankle stability. Kesimpulan: Ada pengaruh plyometric training terhadap peningkatan balance control pada functional ankle stability.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 https://proceedings.ifi.or.id/index.php/titafi/article/view/24 Efektifitas Pilates Exercise untuk Mengurangi Lingkar Perut pada Obesitas: A Critical Review 2024-10-11T13:23:01+07:00 W Wahyuni wahyuni@ums.ac.id Muhammad Rizqi wahyuni@ums.ac.id <p>Latar belakang: Obesitas adalah suatu efek ketidaksetaraan antara pemasukan energi lebih banyak dari energi yang dikeluarkan pada waktu yang lama. Prevalensi obesitas pada penduduk umur &gt;18 Tahun di Indonesia yakni 21,8 persen. Obesitas tersebut paling banyak terjadi di Sulawesi Utara dengan prevalensi 30,2%. Sementara itu, prevalensi obesitas terendah di Nusa Tenggara Timur yakni 10,3%. Upaya Fisioterapi dalam menurunkan berat badan adalah dengan latihan Pilates Exercise. Pilates exercise adalah latihan strengthening dan stretching otot-otot core yaitu perut dan punggung yang mempunyai tujuan meningkatkan kekuatan otot, dan fleksibilitas otot pada perut. Tujuan: menganalisis dan mengkritisi efektifitas pilates exercise untuk mengurangi lingkar perut pada penderita obesitas. Metode: penelitian ini menggunakan metode critical review yang menelaah penelitian sebelumnya terkait pilates exercise untuk mengurangi lingkar perut pada penderita obesitas dan direview menggunakan PEDro scale. Hasil: berdasarkan data yang diperoleh dari 6 artikel dengan jenis randomized controlled trial (RCT). Dilanjutkan dengan menentukan penilaian bias menggunakan PEDro scale yang tertera pada Tabel.1 dengan interpretasi yaitu apabila nilai total 0-4 poin memiliki tingkat bias yang tinggi, nilai total 5-8 poin berarti memiliki tingkat bias sedang dan apabila nilai total 9-10 memiliki tingkat bias rendah. Terdapat 1 artikel yang memiliki skor 5/10 (bias sedang), 4 artikel yang memiliki 6/10 (bias sedang), serta 1 artikel yang memiliki skor 8/10 (bias sedang). Kesimpulan: berdasarkan hasil critical review dari 6 artikel terpilih, pilates exercise terbukti dalam menurunkan mengurangi lingkar perut pada penderita obesitas.</p> 2023-09-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024